Buku ini menyampaikan pesan bahwa segala sesuatu itu harus dipikirkan matang-matang sebelumnya. Artinya dalam merespon sesuatu hal, maka kita harus menganalisa sebab-sebab yang menimbulkan “sesuatu hal” itu terjadi dan dari sini kita mampu mengambil langkah di masa yang akan datang. Inilah yang disebut dengan mengatur cara berpikir.
Mengatur cara berpikir tidak diartikan sebagai tindakan mengajari atau mengkritik orang lain tanpa memberikan solusi. Cara berpikir yang baik adalah bagaimana kita mempu mengetahui sebab-sebab terjadinya segala sesuatu dan itu memerlukan ruang dialog dengan orang lain. Dengan cara ini,seorang pemimpin atau kader akan mempu mengerakkan orang lain untuk memperbaiki apa yang dianggap merupakan suatu kekurangan. Ini diperoleh dari proses percakapan dengan orang lain. Inti dari cara berpikir disini adalah membuka ruang seluasnya kepada setiap orangn untuk mengemukakan apa pendapatnya tentang suatu hal.
Kita harus belajar dari rakyat, sebab pengetahuan dan pengalaman rakyat akan memberikan kita pemahaman kondisi yang sebenarnya yang dialami rakyat. Orang yang tidak mau belajar dari rakyat itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Ia merasa dirinya paling berpengalaman dan pendapatnya selalu benar. Kedua, Ia tidak mau berdialog dengan orang lain karena merasa orang lain tidak selevel dengannya. Ketiga, Ia merasa cepat puas karena sudah menganggap dirinya penuh dengan teori-teori dan pengetahuan.
Mengapa harus belajar dari rakyat ? Rakyat merupakan sekumpulan orang yang memiliki identitas tersendiri, pengetahuan, pengalaman yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu bagaimanapun pengetahuan rakyat itu lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang hanya membaca buku, melihat dan mendengar saja. Belajar dari rakyat mengharuskan kita membuka ruang untuk dikoreksi orang lain,membuka ruang untuk berdialog dengan orang lain dan membuka ruang untuk bertanya pada semua orang.
Dengan belajar dari rakyat, maka kita akan mampu memahami kesulitan –kesulitan yang dialami rakyat. Pengetahuan akan kesulitan rakyat ini kita peroleh ketika kita berdialog dengan rakyat. Selanjutnya penyelesaian masalah rakyat dilakukan bersama-sama dengan rakyat dan dilakukan bukan dengan cara memerintah rakyat melakukan apa yang kita inginkan.
Belajar dari rakyat mengharuskan kita menghapuskan pikiran egois dalam diri kita dan selanjutnya kita menempatkan diri dibawah kepentingan rakyat. Apabila pikiran egois kita buang jauh-jauh dari diri kita, maka pertentangan kita dengan rakyat tidak akan terjadi. Untuk itulah senantiasa kita harus melakukan koreksi diri.
Seorang pemimpin bukanlah orang yang hanya melakukan pekerjaan besar saja karena menganggap dirinya paling pintar dan ingin mendapatkan ketenaran. Pemimpin adalah orang yang mau melakukan pekerjaann-pekerjaan kecil dimanapun ia berada. Selain itu pemimpin harus memiliki disiplin. Disipilin mengerjakan segala yang diamanatkan padanya. Kedisplinan ini memerlukan sikap kuat dan tabah menghadapi resiko tugas dan sanggup menderita dalam pelaksanaan tugas tersebut. Pemimpin juga harus memiliki kesabaran dalam mengerjakan sesuatu dan memiliki keyakinan bahwa pekerjaannya pasti akan selesai.Sikap mau dikritik dan mengakui kesalahan yang diperbuat merupakan ciri yang harus kita miliki. Kita juga harus bersikap adil terhadap semua orang. Untuk itu seorang pemimpin harus memperhatikan semua kadernya tanpa pandang bulu. Selain itu perasaan dendam, iri hati, terhadap orang lain harus dibuang jauh-jauh.
Namun demikian, sikap sabar, tahan menderita, mau dikritik orang lain kadang kala bisa hilang karena tekanan keadaan. Keadaan itu bisa berupa situasi yang membahayakan dirinya, kesukaran dalam mengerjakan tugas, kesulitan ekonomi dan lain-lain. Kondisi seperti ini bisa menekan kita yang akhirnya membawa kita terperangkap dalam sifat egois. Sifat egois ini akan membawa kita kedalam pertentangan apakah tetap berjuang atau berhenti saja.
Komitmen untuk terus berjuang juga dipengaruhi oleh besarnya resiko tugas yang diberikan pada kita. Resiko dan kesukaran dalam mengerjakan tugas-tugas bisa menyebabkan kita kehilangan semangat untuk tetap berjuang. Kita juga bisa dipengaruhi oleh kondisi sosio ekonomi rakyat. Adanya golongan rakyat yang kaya dan hidup senang tanpa bekerja bisa mempengaruhi kader untuk memiliki tujuan sama seperti mereka dan akhirnya lupa dengan perjuangan awal.
Pemimpin juga harus mampu menjaga semangat perjuangan yang sudah ada dalam dirinya agar tidak melenceng dari tujuan semula. Komitmen bahwa perjuangan itu harus dilakukan sungguh-sungguh harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dengan demikian segala perubahan kondisi yang terjadi tidak akan memperngaruhi komitmen yang sudah tertanam. Apapun yang terjadi dalam pengerjaan tugas-tugas harus dihadapi.
Pikiran-pikiran dan sikap-sikap seperti diatas kemungkinan besar dapat terjadi dalam perjuangan rakyat. Untuk itu sekarang yang penting, bagaimana kita bisa merubah sikap seperti itu. Hal penting disini adalah bagaimana kita bisa membangun kesadaran orang.Tanpa kesadaran maka tidak akan pernah terjadi perubahan. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan akan sejarah kehidupan masyarakat. Tanpa itu maka perjuangan bisa jadi melenceng dari tujuan semula. Oleh karena itu pemimpin harus banyak membaca buku sehingga dengan demikian, pemimpin memiliki teori-teori yang bisa digunakan dalam perjuangan.
Pembangunan kesadaran dilakukan dengan membaurkan diri bersama orang banyak, sehingga pemimpin bisa mengetahui segala informasi,masalah,kesukaran pikiran orang banyak. Hidup bersama rakyat menyiratkan pemimpin harus siap menghadapi kesukaran sama seperti rakyat yang menghadapi kesukaran hidup. Untuk itu, pemimpin harus banyak melatih diri menghadapi kesukaran. Seorang pemimimpin tidak cukup hanya mendengar rakyat. Lebih dari itu pemimpin harus belajar dari rakyat. Dengan kata lain , pemimpin harus bertanya pada rakyat melalui percakapan-percakapan.
Hal penting lain disini adalah ketetapan hati. Seorang pemimpin harus memiliki ketetapan hati untuk melakukan perubahan. Artinya ia harus memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam melakukan perjuangan. Dalam perjuangan,pemimpin harus melakukan kritik dan kritik diri. Oleh karena itu percakapan atau dialog dengan orang lain sangat diperlukan untuk semakin memperkaya hasil kritik diri yang telah kita lakukan.
Kritik diri tidak hanya dilakukan sakali saja, tetapi senantiasa dilakukan. Dengan demikian kita senantiasa mendapatkan masukan-masukan penting dalam perjuangan. Perubahan itu akan terjadi apabila orang yang melakukan perubahan itu mengenal dirinya secara benar. Untuk memperoleh ini, maka diperlukan kritik diri secara terus menerus. Keberanian untuk melakukan kritik diri adalah hal ang mutlak.
Dalam perjuangan rakyat, kritik dan kritik diri sangat penting. Dengan adanya kritik dan kritik diri,secara sadar pelaku perubahan bisa menilai apa yang sudah dilakukannya,apa kekurangannya, bagaimana komitmennya untuk terus berjuang, sikapnya terhadap orang lain dalam proses perjuangan. Kritik harus dipahami sebagai sebuah media yang menunjukkan apa yang maju, apa yang baik, apa yang sempurna demi percapaian tujuan perjuangan. Kritik pada hakekatnya adalah bagaimana kita memperoleh apa yang terbaik berdasarkan apa yang telah kita perbuat sebelumnya. Untuk itu media kritik tidak bisa dihilangkan dalam perjuangan.
Namun kritik kadang digunakan untuk menyerang orang lain. Kritik demikian muncul dari orang yang memiliki sifat egois dalam dirinya. Kritik seperti itu tidak akan mempererat persatuan malahan akan menimbulkan pertentangan dan selanjutnya perpecahan dalam perjuangan. Dalam perjuangan diperlukan sikap tegas. Untuk itu setiap kesalahan harus diperingatkan meskipun orang yang melakukan itu adalah orang yang paling dekat dengan kita sekalipun
Kritik diri memerlukan kejujuran. Tanpa kejujuran maka kritik diri hanya akan memberikan pembenaran atas apa yang kita lakukan sebelumnya dan tidak akan bisa menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Namun kritik harus didasarkan pada analisa yang mendalam terhadap apa yang mau dikritik. Analisa itu akan memberikan kita pengetahuan tentang sebab-sebab, masalah-masalah dan penjelasan sebab-sebab tersebut sehingga diperoleh solusi. Jadi kritik tidak menimbulkan permasalahan baru.
Harus disadari sebelumnya bahwa tujuan kritik dan kritik diri bertujuan untuk memperkuat persatuan. Dengan adanya kritik maka akan terlihat apa yang sudah dikerjakan sebelumnya dan bagaimana hasilnya. Kritik juga merupakan media yang menunjukkan apa yang salah kita lakukan dan bagaimana memperbaikinya. Kesemua itu sangat penting dalam menjaga perjuangan agar tetap berada dalam jalurnya.
Bagaimanapun perjuangan memerlukan banyak orang yang memiliki ide dan pekerjaan tertentu. Ide-ide dan pekerjaan ini harus dipersatukan sehingga secara bersama-sama dapat bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Dalam perjuangan, pekerjaan yang paling kecil sekalipun tetap harus ada yang mengerjakan. Hal paling kecil itu harus dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan.
Seorang pemimpin harus bisa menerima apa yang dilakukan orang terhadapnya sama seperti ia memberlakukan orang lain. Dalam konteks demikian, bila kita disuruh mengerjakan hal yang kecil maka kita harus mengerjakannya dengan kesungguhan hati, sama seperti kita menyuruh orang lain mengerjakan hal yang sama. Disini diperlukan pemahaman bahwa hal kecil itu merupakan bagian dari hal besar yang tidak bisa dipisahkan atau dilupakan nilainya.
Namun sifat mau mengerjakan hal kecil seringkali terbentur pada pikiran heroisme yang ada pada diri seseorang. Artinya seseorang hanya mau melakukan sesuatu yang dianggapnya besar sehingga dengan demikian ia dikenal banyak orang, sementara hal-hal kecil tidak mau dikerjakannya karena menganggap bahwa hal-hal kecil itu tidak ada manfaatnya atau ia tidak layak mengerjakan hal kecil itu.
Seorang pemimpin memulai mengerjakan hal-hal yang kecil dulu. Ini bisa kita anggap sebagai sebuah ujian untuk melihat sampai sejauh mana tingkat kesungguhan dan kemampuannya dalam pelaksanaan tugas. Bila ia mampu maka dengan sendirinya pekerjaan-pekerjaan besar akan datang. Artinya dalam perjuangan, setiap tugas harus dilakukan tidak peduli apakah itu pekerjaan besar atau kecil karena semuanya adalah bagian dari perjuangan besar.
Perjuangan rakyat sangat memerlukan komitmen, semangat, keikhlasan hati dan sikap tahan menderita,serta tanggungjawab. Tanggungjawab disini bukanlah semata sebuah tindakan melakukan sesuatu asal tidak salah atau menyenangkan hati orang lain, melainkan diartikan bagaimana seseorang bisa mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik dan mampu mengatasi tekanan dan siap menghadapi resiko. Pemimpin yang bertanggungjawab juga dapat dilihat dari apakah ia mau membantu orang lain atau tidak. Hal penting disini yang harus diingat adalah tanggungjawab itu lahir dari kesadaran kita sendiri akan kepentingan rakyat, bukan karena disuruh orang lain.
Seseorang yang bekerja untuk rakyat harus memiliki kesadaran untuk apa ia mau bekerja. Dengan begitu maka akan terlihat apakah ia memiliki tanggungjawab atau tidak. Oleh karena itu tugas yang diamanatkan padanya harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh karena ia sudah memiliki kesadaran akan perjuangan. Bertanggungjawab merupakan buah dari kesadaran akan perjuangan dan diimplementasikan dengan cara mau melakukan sesuatu yang diamanatkan dengan kesungguhan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar